Saturday, December 28, 2019

Pengalaman Nonton Konser di Luar Negeri (Overseas Concert Experience)




Halo…. Or Hi.. Or.. Welcome, I don’t know how to open this post,
Karena sebelumnya cuman nulis review-review film atau drama Korea, post kali ini aku mencoba untuk berbagi pengalaman untuk kalian yang mau nonton konser di Bangkok, Thailand khususnya para bucin-bucin Oppa.

Bulan November 2019 lalu aku diberi kesempatan lagi untuk nonton Super Show 8 di Bangkok, tour ke-8 dari Super Junior ini digelar selama dua hari berturut-turut (23-24 November 2019) di Impact Arena. Buat yang udah sering mencari-cari info tentang harga tiket konser di beberapa negara pasti gak akan asing dengan fakta kalau tiket konser di Thailand memang lebih murah dibanding di Indonesia, dan seringkali karena negara Thailand itu bagaikan rumah ketiga bagi para idol Korea (setelah Korea Selatan & Jepang) maka perlakuan atau fanservice di negara ini pasti lebih oke dibanding di tanah air. Selain dari dua hal tersebut, beberapa experience yang ga bisa ditulis satu-satu membuat nonton konser di Thailand adalah satu satu bucket list para fans dalam hal perbucinan.

Ticketing

Hal pertama yang harus kalian lakukan kalau mau nonton konser ya beli tiket, tapi ticketing atau ticket war konser-konser band besar dikenal sangat menguras tenaga, waktu dan pikiran saking susahnya dan tak terkecuali ticketing di Bangkok. Waktu pertama aku nonton konser di Bangkok kebetulan ikut Jastip di @ketemuoppa, jadi memang agak santai dan terlalu mikir masalah tiket konser, cuman memang namanya juga ‘titip’ di pihak ketiga kita perlu mengeluarkan budget lebih buat tiket aja.
Tapi untuk konser kali ini aku berusaha nge-war sendiri, berbekal tanya sana-sini sama orang-orang yang udah pernah ngerasain war di Thailand akhirnya aku memberanikan diri untuk nge war sendiri. Untuk SS8 (Super Show 8) sendiri pihak promotor bekerja sama dengan allticket.com, menurut aku kalau di Indonesia sejenis Loket.com karena mereka memang fokus ke ticketing untuk konser-konser dan event-event besar, jadi masalah server menurut aku udah sangat oke waktu dipake ticket war karena potensi nge down nya kecil (ga kaya di Indonesia). Dan setau aku artis-artis SM Entertaiment yang konser di Thailand pasti pakai allticket.com buat ticketingnya.


Cara gunainnya gimana?
Gampang kok, kalian cukup buat akun di website itu (sebelum tanggal ticketing ya..) dan konfirmasi lewat email. Karena kita ga punya no.telpon Thailand, jadi isi aja ‘secukupnya’ nomernya (ga papa kurang), nanti konfirmasi pesanan dan evoucher bakal di kirimin lewat email semua.
Menurut aku pribadi, ticketing di Thailand sangat sangat lah fair, maksudnya kalau kalian beli standing kalian bakal dapat QN (Queue Number) atau nomer antrian sesuai dengan waktu konfirmasi beli kalian, semakin cepat ya semakin kecil QN nya. Dan kalau yang duduk, kalian bisa milih kursi mana yang kalian mau, dan langsung keliatan mana kursi yang udh diambil mana yang belum (kaya di bioskop aja) tanpa mengurangi kelancaran penggunaan website.
Metode bayarnya pun mirip dengan ticketing di Indonesia, cuman karena kita pembeli dari luar negeri maka kita hanya dihadapkan oleh satu opsi pembayaran, yaitu melalui Kartu Kredit (CC). Buat yang gak punya CC bisa diganti dengan menggunakan kartu debit Jenius, caranya gampang kalian cuman nyantumin nomer kartu debit dan CVV (yg ada dibelakang) terus konfirmasi lewat aplikasi Jenius di HP, oh ya pastikan saldonya cukup ya.. karena uang kalian otomatis langsung ketarik lewat merchant ticket.

Konfirmasi Pembayaran di email

Setelah pembayaran konfirmasi tiket langsung dikirim ke email, lengkap dengan no.seat atau QN tiket kalian.
Buat yang kehabisan atau memang ga bisa ikut ticketing war langsung, kalian bisa kok cari orang-orang yang jual tiket mereka di twitter tapi harus jadi pembeli cerdas dan tetap waspada. Saran aku sih cari yang bisa bayar di venue atau COD. Aku sendiri untuk hari pertama beli tiket standing harga pertiket itu 4800 THB atau setara dengan Rp.1.920.000 (kurs 400) dan hari kedua dapat tiket seating yang harga pertiket 5000 THB (Rp. 2.000.000, kurs 400). Kalau artis yang ngadain konser di Impact Arena, sudah pasti tiket termahal jatuh di arena seating (yang paling strategis) itupun dipatok di harga 6000 THB (Rp. 2.400.000, kurs 400) jauh lebih murah kan dibanding tiket di Indonesia.


Flight, Accomodation, and Travel Buddies

Setelah tiket konser di tangan, barulah pesen tiket pesawat untuk terbang bertemu Oppa. Aku kemarin dapat tiket pesawat LCC kesayangan, Air Asia dapat harga 2Juta Rupiah untuk PP JKT-BKK, harga yang cukup masuk akal mengingat harga tiket pesawat rute domestik lagi menggila. Harga tiket pesawat yang dirasa cukup terjangkau juga salah satu kenapa Thailand jadi salah satu destinasi konser buat fans-fans dari Indonesia.

ELF Indonesia di SS8inBKK

Waktu planning buat nonton SS8inBKK kemarin aku planning sendirian, tapi karena emang Thailand jadi destinasi favorite banyak fans Indonesia yang juga nonton kesana jadilah aku kenalan dan punya banyak teman baru buat nge bucin di sana. Mungkin karena kita punya passion dan hobi yang sama, walaupun baru ketemu sama orang-orang ini tapi kita langsung klop dan nyaman. Salah satu alasan kenapa kalian harus nyari teman buat nonton di Thailand (selain ada yang bisa diajak ngomong) kalian bisa sharing akomodasi yang pasti bakal mengurangi biaya disana. Kita total ber-7 (dan baru kenal semua) bisa share akomodasi di AirBnB yang kira-kira kita per-orang ngeluarin sekitar Rp. 275.000 untuk penginapan 4 hari 3 malam. Lumayan mengurangi budget travelling yang bisa dialokasikan buat oleh-oleh atau official merchandise.

Biasanya Kpop Idol itu ngadain konser di komplek Impact, Muang Thong Thani. Itu tempat semacam BSD City lah, agak pinggiran dan jauh dari tengah kota jadi kendaraan umum agak susah. Kita ke venue selalu mengandalkan Grab Car, karena kalau kita rame-rame diitung-itung paling cuman mengeluarkan uang 50rb/orang untuk ongkos dari penginapan yang dekat dengan Chatucak. Kalau kalian mau menghemat ongkos, bisa mencari penginapan di sekitar venue, ada beberapa hotel kaya Ibis dan Novotel yang bisa langsung jalan kaki ke Impact Arena atau Impact Challenger Hall. Atau sewa apartement di sekitar Impact (yang aku lihat sih banyak) dan naik shuttle Impact gratis ke venue.

Sistem Antri, Peraturan dan Official Merch

Satu dari berbagai alasan kenapa nonton konser di Bangkok itu menyenangkan, kita ga perlu repot-repot atau susah-susah datang pagi atau nginep di venue untuk dapat posisi ‘depan’ buat yang standing. Karena QN tadi sangatlah digunakan, pengalaman aku panitia benar-benar mengatur barisan dengan rapi, mereka ngasih tanda dimana QN-dengan nomor segini harus antri dan jam berapa terakhir penonton harus masuk antrian dan jam berapa antrian mulai dibuka. Semua peraturan ditulis detail, meskipun kalian ga bisa bahasa Inggris atau Thailand kalian bisa kok pake Bahasa isyarat buat bertanya dimana barisan kalian, ELF Thailand juga ramah-ramah dan pasti bantu kalian yang bingung harus baris dimana.


Untuk tuker tiket simple kok, bisa di Hari H dan cukup bawa passpor kalian. Konfirmasi pembayaran bisa kalian print atau bisa juga cuman ditunjukin di HP, cuman jaga-jaga di Print aja. 

Karena aku pribadi cuman suka sama Super Junior dan beberapa artis SM lain, jadi aku cuman bisa cerita kalau artis SM yang konser di Thailand pasti buka booth merchandise. Kalian bisa antri dari pagi karena sistemnya first in first get, dan biasanya ga perlu menyertakan tiket. Tapi karena ini konser diluar Korea, jadi jumlah barang sangat limited dibanding di negara asal. Kemarin pengalaman antri dari jam 8 (buka jam 9) 15 menit kemudian beberapa barang udah sold out, dan belum 2 jam semua barang udah sold out, jadi kalau memang ada niat untuk beli merchandise ya mau gak mau harus antri dari Pagi. Harganya??? Mirip kok sama di Korea, ga beda jauh lah.

Satu lagi, venue Impact Arena ini menurut aku pas banget. Ga terlalu besar, juga ga terlalu kecil, di segala section kita bisa liat Oppa-Oppa dengan jelas (coba Indonesia punya concert venue yang kaya gini) dan karena ini concert venue, jadi bangku yang digunakan permanen dan keatas bukan kaya bangku kondangan yang biasa warga +62 bilang. 

Overall, perarturan konser disana kurang lebih mirip dengan disini (apa karena permintaan SM?), terguran untuk dilarang merekam pasti ada, cuman ya… pasti banyak juga yang ngerekam, tapi kalau dilihat kuantitasnya lebih sedikit dibanding di Indonesia. Intinya enjoy the show lah, ngapain jauh-jauh dan mahal-mahal datang nonton konser eh sibuk ngerekam. Enjoy their show to fullest, kapan lagi kan liat oppa-oppa di jarak yang sangat amat dekat.






Wednesday, August 28, 2019

K-Drama: Fight For My Way (2017)



Judul :  Fight for my Way/Third-Rate my Way
Stasiun TV : KBS
Jumlah Episode : 16
Tanggal Tayang : 22 May - 11 Juli 2017

Fight for my way/Third-Rate My Way adalah salah satu drama tahun 2017 yang paling berkesan, inget banget awal nonton ini itu awal-awal ngerjain skripsi. Drama ini sukses buat perasaan naik turun dan gak henti-hentinya kagum sama yang buat script. It was a well written story.  Jarang ada drama Korea yang se-realistis ini, dari penggambaran karakternya sampai ke permasalahan-permasalahan yang ada ga jauh beda dengan permasalahan masyarakat pada umumnya. 
Karena sifatnya yang 'realistis' gak heran bakal ada banyak momen yang mungkin mirip dengan apa yang kita alami di dunia nyata dan itu adalah poin plus dari drama ini, karena penonton bisa langsung punya keterkaitan dengan karakter dalam drama. Scriptwritternya benar-benar sukses menggambarkan para karakter as humanly as possible, karena akan ada banyak fase dimana ketakutan, kekhawatiran dan kebahagiaan itu muncul dari suatu momen yang sederhana. 




THE STORY 

Drama ini bercerita mengenai mimpi, harapan, cinta dan persahabatan 4 sekawan, Ko Dong Man, Choi Ae Ra, Seul Hee dan Kim Joo Man yang tinggal di Nam Il villa. Dong Man, Ae Ra dan Seul Hee adalah sahabat sejak kecil, sedangkan Joo Man adalah sahabat Dong Man sejak SMA dan kekasih Seul Hee selama 7 tahun. Seperti judulnya, thrid rate my way keempat karakter utama cerita ini tengah menjalani kehidupan yang 'third rate' atau kehidupan yang jauh dari apa yang mereka dambakan. 

Dong Man adalah seorang mantan atlet taekwondo yang kini bekerja sebagai petugas pengusir rayap. Karena insiden beberapa tahun yang lalu, Dong Man terpaksa hengkang dari dunia taekwondo yang merupakan mimpi besarnya sejak kecil. Ae Ra adalah seorang gadis pemberani yang memiliki bakat sebagai seorang presenter, namun karena beberapa faktor mimpi tersebut perlahan mulai menjauh dan terkesan mustahil untuk mencapainya. Ae Ra kini bekerja sebagai salah satu customer service di sebuah pusat perbelanjaan. Seul Hee adalah seorang gadis lugu berhati besar yang sangat perhatian kepada para sahabatnya dan kekasihnya, sejak kecil ia hanya memiliki mimpi sederhana untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik, namun kini ia bekerja sebagai sales call di sebuah perusahaan homeshopping. Dong Man adalah seorang pria yang memiliki mimpi besar, ia bekerja sebagai pembeli produk untuk sebuah perusahaan homeshopping, Ia selalu merahasiakan hubungannya dengan Seul Hee karena mereka bekerja di perusahaan yang sama. 




Terkadang kita merasa bahwa ada fase dalam hidup ini yang tidak adil, namun disitulah kita diuji dengan bagaimana cara kita menanggapi ketidakadilan tersebut, apakah dengan terus mengeluh dan menyalahkan takdir, atau dengan tetap optimis bahwa kesempatan yang lebih baik akan datang. Tidak akan ada kata terlambat untuk mengejar mimpi

Rating : 4/5

Monday, October 29, 2018

K-Movie : I Can Speak (2017)



Synopsis (Asianwiki)
Civil Servant Park Min-Jae (Lee Je-Hoon) gets transferred to a new district in Seoul. He is a young man of principle and diligent at his job. At his new ward office, Park Min-Jae gets inundated with civil complaints by grumpy, elderly resident Na Ok-Boom (Na Moon-Hee). He tries to appease her as best as he can. Meanwhile, Na Ok-Boom practices English when she's not working at her tailor shop or filing complaints at the local ward office. When she realizes Park Min-Jae can speak English almost fluently, she asks him to teach her to speak English. She has her reasons why she wants to speaks English.





Review:

I Can Speak adalah sebuah film yang mengisahkan seorang nenek 'cerewet' yang gigih untuk belajar dan mengerti bahasa inggris, dan seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang dibujuk oleh sang nenek untuk menjadi guru bahasa inggrisnya. Sebuah kombinasi yang menarik, terutama di dunia perfileman Korea Selatan. Ber-setting di tahun 2007, cerita dibuka dengan pengenalan masing-masing karakter, nenek Na Ok-bom (Na Mon Hee) adalah seorang nenek-nenek sibuk yang sering membuat keluhan di kantor pemerintahan lokal, meskipun nenek Ok-bom cerewet dan sangat tegas ia yang sangat peduli kepada lingkungan sekitarnya. Kemudian Park Min Jae (Lee Je Hoon), seorang PNS pintar dan selalu berkata terus terang dan apa adanya, dan hubungan mereka berdua mulai dekat ketika Park Min Jae setuju untuk menjadi tutor bahasa Inggris nenek Ok-Bom. Menjadi daya tarik sendiri bagaimana dua orang dari generasi yang berbeda dengan sifat yang bertolak belakang dapat terbuka satu sama lain dan saling membantu. 


Secara keseluruhan, film ini cukup ringan dan mudah dipahami. Karena secara garis besar film ini bercerita mengenai bagaimana nenek Ok-bom belajar dan mengerti bahasa inggris dengan Park Min Jae sebagai tutornya, maka klimaks dari film ini mengungkap alasan mengapa sang nenek begitu gigih ingin belajar bahasa inggris, dan menurut aku pribadi cukup tak terduga. Penjelasan mengenai kenapa sikap nenek Ok-bom begitu cerewet dan terkesan selalu ikut campur urusan orang lain juga cukup masuk akal. Hanya saja menurut aku pribadi ada sedikit plot hole dan timeline yang kurang pas di akhir-akhir film, namun masih bisa ditoleransi karena tidak mengganggu cerita secara keseluruhan. 

Untuk akting dari kedua karakter utama sudah tidak dipertanyakan. Na Mon Hee sebagai veteran aktris dapat mendalami perannya dengan baik, begitu pula Lee Je Hoon. Yang membuat aku pribadi kagum adalah, english dari keduanya terutama aksen dari Lee Je Hoon. Banyak adegan dimana kedua aktor ini harus menggunakan bahasa Inggris, dan keduanya memiliki pelafalan yang baik dan jelas. Aksen dari Lee Je Hoon perlu diacungi dua jempol, karena bagi aktor Korea Selatan dengan latar belakang yang tidak pernah sekolah ataupun tinggal di english native country, Lee Je Hoon memiliki aksen yang jauh dari aksen orang Korea pada umumnya. Benar-benar terbayar kerja kerasnya latihan berbahasa inggris untuk film ini. 


Rating : 3/5


Sunday, March 11, 2018

K-Movie : Along with the Gods: The Two Worlds (2017)

(Along with Gods poster, source asianwiki)


Synopsis (Asianwiki)
Following a person's a death, an Angel of Death escorts the deceased to the afterworld. There, the deceased person has 7 trials over a period of 49 days. At that time, the Angel of Death, who are not supposed to get involved in human affairs, unavoidably take part in human affairs.
Gang Rim (Ha Jung-Woo) is the leader of the angel of deaths. He has an affection for humans. Kim Ja-Hong (Cha Tae-Hyun) receives his trial in the afterlife.

Review: 

Along with the Gods : The Two Worlds merupakan film adaptasi dari komik dengan judul yang sama yang mengangkat tema kehidupan dunia, kehidupan alam baka dan para dewa versi Korea. Meskipun cerita bergenri fantasi dan murni fiksi belaka, namun beberapa adegan dalam film/webtoon yang menjelaskan mengenai rekarnasi, berbagai pengadilan di akhirat diambil langsung dari kitab buddha. Secara keseluruhan, film ini memang patut menyandang gelar sebagai film ke-2 dengan penonton terbanyak di Korea Selatan, yaitu sebanyak 14.259.394 penonton.

Dari segi cerita memang sangat menarik, mereka menggabungkan action dan fantasy dalam satu genre, dengan teknik pengambilan gambar dan CGI yang cukup baik untuk film Korea. Satu kata buat film ini 'KEREN', setelah nonton film ini emosi bakal tercampur aduk, dari kagum, sedih, ketawa, gugup sampai takjub, semuanya jadi satu. Film ini banyak membahas tentang dosa, pengampunan, penyesalan, pahala, serta hukuman yang diterima manusia di alam baka yang bisa dibilang cukup berat dari segi cerita tapi kita masih bisa menikmati film karena juga ada humor-humor menarik yang disisipkan di sepanjang film tipikal film Korea pada umumnya dan tidak ketinggalan scene action dari dua malaikat maut tampan, Ha Jung Woo dan Ju Ji Hoon yang makin membuat film ini lebih berwarna.

Cerita bermula ketika Kim Jae Hong (Cha Tae Hyun) yang merupakan seorang pemadam kebakaran yang meninggal tiba-tiba setelah menyelamatkan seorang gadis kecil di tengah hiruk-pikuk kejadian kebakaran, karena kehidupannya yang tampak lurus-lurus saja maka Kim Jae Hong menjadi arwah suri teladan dan memiliki kesempatan untuk berekarnasi jika ia sukses melewati 7 pengadilan di alam baka dalam kurun waktu 49 hari. Disini Kim Jae Hong ditemani oleh 3 malaikat maut, Ha Won Maek (Ju Ji Hoon), Duk Choon (Kim Hyang Gi) dan Gang Rim (Ha Jung Woo) yang juga merupakan pemimpin dari grup kecil ini. Tugas para malaikat maut ini adalah mengantarkan dan membela Kim Jae Hong di seluruh pengadilan agar dapat berekarnasi. Pastinya selama perjalanan panjang menuju rekarnasi, ada hal-hal yang tak terduga dan beberapa plot twist yang tidak terduga. Selain memperlihatkan kehidupan alam baka, beberapa adegan juga memperlihatkan apa yang tengah terjadi di dunia, bagaimana kehidupan Kim Jae Hong sebelumnya  yang dapat mempengaruhi keputusan pengadilan di alam baka dan bagaimana dengan orang-orang yang ditinggalkan Kim Jae Hong menyikapi kematiannya.

(Along with Gods cast High Cut photoshoot, source soompi)

Selain dari cerita yang menarik, para aktor pemain utama maupun para pemain pendukung merupakan aktor-aktor papan atas Korea dan menjadi daya tarik tersendiri bagi film ini. Star stud casts, menjadi salah satu faktor yang membuat film ini ditunggu-tunggu di Korea, karena kualitas akting para pemain tidak dapat diragukan, meskipun beberapa karakter hanya muncul untuk waktu yang singkat, tapi semua karakter meninggalkan kesan yang kuat. Hampir seluruh film memiliki latar belakang alam baka, maka dari itu peran CGI (Computer Generated Imagery) sangat besar dalam membuat film semakin menarik, dan menurtutku sendiri versi film Korea CGI film ini patut diacungi jempol meskipun belum semulus CGI di film-film besar Hollywood seperti The Avengers. Overall, film ini layak disebut sebagai salah satu film Korea terbaik ditahun 2017.

Film ini dibagi menjadi 2 part, dan menurut berita di berbagai sumber Part 2 sedang menjalani proses edit dan akan tayang di akhir tahun 2018 dengan cast yang serupa minus Cha Tae Hyun karena dalam film pertama cerita karakter Kim Jae Hong telah berakhir.



Rating : 4.5


Tuesday, January 30, 2018

K-Drama: Prison Playbook (2017)





Salah satu channel favorit para pecinta drama Korea, tvN, kembali dengan drama legendaris akhir tahun yang di sutradarai oleh our favorite 'reply series' PD. Yuppp... Kayaknya setiap akhir tahun tvN selalu punya drama yang WOW banget dari tahun 2015 (Reply 1988), tahun 2016 (Goblin) dan tahun 2017 (Prison Playbook).

Dengan teknik pengambilan gambar yang khas 'Reply' serta genre Black Comedy dan tema yang benar-benar baru dalam drama Korea, Prison Playbook patut jadi drama yang ditunggu-tunggu. Meskipun castnya bisa dibilang bukan deretan top star (gak kaya dramanya Kim Eun Seok Writter-nim yang rata2 pake Ahjushi rasa Oppa), tapi dibawah arahan Shin Won Ho PD-nim, semua aktor layak dikasih standing ovation, aka Keren! Buat para fans 'Reply' series, pasti bakalan menemukan beberapa kesamaan antara drama ini terutama sifat karakter utama yang kayak gabungan dari sifat-sifat karakter utama cowok di Reply series (Yoon Jae, Trash, Chil Bong, Taek, Jung Pal) , ke cast yang gak cukup diitung pakai dua tangan, sampai ke cara dia nyajiin jokes sampai ke 'detail'an clue buat nyampain plot cerita kedepannya.  Buat gue pribadi, nonton drama ini kaya nonton film layar lebar, selain yang durasinya super lama buat drama (1h20m!), filter gambarnya (aduh, apalah itu namanya) juga kaya di film layar lebar, dan tentunya ceritanya dong yang bikin betah nonton hampir dua jam setiap episode. 



Ngomongin soal cerita, gue salut banget sama writter-nim drama ini, yang kepikiran untuk bikin drama yang bertema kehidupan penjara, yang kayaknya belum pernah dipake di drama Korea, kalau K-Movie beberapa udah pake tema kehidupan penjara, salah satunya Miracle in Cell no.7 yang juga keren bangett. Karena latar belakang cerita seputar kehidupan penjara laki-laki, jadi hampir seluruh pemeran di drama ini di dominasi oleh para kaum adam, maka dari itu keharidan Krystal dan Im Hwa Young menghiasi layar kaca yang terlalu banyak hormon testosteron *apasih*.

Cerita di drama ini bermula dari Kim Je Hyuk (Park Hae Soo) seorang atlet baseball professional yang tiba-tiba harus mendekam di penjara karena memukul tersangka yang hendak pertindak asusila kepada adiknya *bahasanya gue buat halus*, singkat cerita kehidupan Kim Je Hyuk berubah 180 derajat dalam semalam. Seluruh drama berkisah tentang bagaimana Kim Je Hyuk menyesuaikan diri, bertahan dan menjalani hari-harinya dalam penjara dalam 1 tahun kedepan. Selain Kim Je Hyuk, kita juga bakalan ngeliat banyak aktor pendukung yang datang dan pergi selama berjalannya drama. Karena ini tentang penjara, jadi wajar kalau karakter yang kita liat banyak banget selain itu setiap karakter punya porsi masing-masing, jadi jangan heran kalau misal liat karakter yang cuman ditampilin  sebentar terus ilang, atau cellmatenya Je Hyuk yang silih berganti. Intinya kita gak bakal liat karakter yang terus muncul dari awal hingga akhir episode kecuali Kim Je Hyuk dan sipir penjara ganteng  kita Lee Jun Ho (Jung Kyung Ho), yang jadi dua karakter utama.



Kita liat banyak banget karakter sliweran sepanjang drama, tiap karakter punya cerita yang menarik yang bikin drama ini lebih berwarna dan lebih berfaedah. Dan yang paling banget gue suka adalah bromance antar karakter, apalagi para anggota cell 2-6 (cellnya Je Hyuk episode 3 keatas) yang makin hari makin klop, sampe-sampe gue sendiri bingung mau ngeshipin siapa sama siapa, saking banyaknya bromance di drama ini.  
Eits, tapi tenang aja, kan ada dua aktris yang main drama ini, yang berarti bakalan ada juga love line yang bikin drama ini makin asik. Tapi menurut gue love line di drama ini hanya sekedar pemanis, kaya cherry on top lah, karena gak begitu berpengaruh banget ke jalan cerita. Tapi lumayan lah, jadi hiburan dan akhirnya liat karakter cewe juga. 

Salah satu karakter yang paling banget berkesan menurut gue itu Hae Rong aka Yoo Han Yang (Lee Kyu Hyung). Drug addict yang suka cari gara-gara sama semua orang *but in a funny way*, bener-bener kayak bocah kesepian, tapi justru scene dialah yang gue tunggu-tunggu tiap episode. Scene stealler banget lah pokoknya. Kesannya dia teler setiap waktu gara-gara kecanduan, dan kalo ngomong suka seenaknya aja, tapi kadang-kadang Hae Rong bisa jadi orang paling bijak di cell 2-6 meskipun ngomong dengan suara tinggi kayak cewe.



Yang bagus banget dari drama ini adalah, gimana cara si PD-nim mengemas cerita ini serealistis mungkin. Masuk penjara bagi sebagian besar orang ada titik terendah dalam hidup mereka, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tapi setiap orang juga punya cara masing-masing untuk menanggapi kesalahan mereka. Selain itu, gue seneng gimana PD-nim bisa menggambarkan kehidupan dalam penjara sereliatis mungkin, gak ada karakter yang bener2 jadi protagonis yang bener-bener baik, karena setiap orang disini pasti berbuat salah (ya iyalah, makanya di penjara).  Dalam satu episode gue bisa nangis, ketawa, serius sampe kadang kagum sama kelakuan orang-orang di sini. Pokoknya the best lah drama ini, worth to watch.











Rating : 5/5




Saturday, January 7, 2017

K-Drama: Goblin,The Lonely and Great God (2016)


Genre : Romantic Comedy, Fantasy
Stasiun Tayang : tvN
Jumlah episode : 16
Cast : Gong Yoo, Lee Dong Wook, Kim Go Eun, Yoo In Na, Yook Seung Jae



tvN kembali dengan drama yang fenomenal yang tayang perdana pada akhir tahun 2016, dengan plot yang menarik, nama-nama besar seperti Gong Yoo (Train to Busan, Coffee Prince), Lee Dong Wook (Bubble Gum, Hotel King), Kim Go Eun (Cheese in Trap, Coin Locker Girl), Yoo In Na (My Love from the Star, One more happy Ending) dan Yook Seung Jae (School 2015, Village Secret) sebagai pemain dan penulis naskah Kim Eun Seok yang dikenal telah melahirkan beberapa drama korea hits (Secret Garden, Gentleman Dignity, Descendant of the Sun) tentunya drama satu ini yang berjudul Goblin punya presentase sukses yang menjanjikan. Terbukti dari banyaknya positive review dan rating yang tinggi dari drama yang sudah tayang setengah jalan ini. Popularitas baik bagi para pemain dan drama ini sendiri dibilang menakjubkan, banyak orang yang terhanyut dalam cerita Goblin (termaksud aku) dan peran para pemainnya sehingga hampir setiap minggu menunggu datangnya hari jum'at dan sabtu karena hari tersebut merupakan hari tayang episode terbaru dari Goblin. enough rambling, let's talk about the drama. 



Berkisah mengenai seorang Goblin (Gong Yoo) yang 'dikutuk' dan hidup selama 900 tahun, kehidupan panjanganya hanya bisa berakhir jika ia menemukan pengantin wanitanya yang bisa mencabut pedang yang tertusuk di dadanya. 






Sebenarnya inti dari drama ini hanya itu aja, tapi dengan imajinasi sang penulis yang luar biasa, banyak hal yang membuat drama ini unik, addicting serta menghibur. lebih menghidupkan drama dan jalan cerita drama ini. Sosok goblin disini bukan seperti goblin yang dikenal dalam budaya barat, yaitu memilki rupa yang buruk, bertubuh kecil dan memiliki sifat yang jahat. Dalam budaya Korea, goblin (도깨비) merupakan seorang 'dewa' pembantu manusia, lebih mirip dengan fairy godmother. Oleh karena itu dalam drama ini sering ditunjukan karakter Goblin membantu mengubah kehidupan banyak orang.






Dalam kehidupan panjanganya, Goblin ditemani oleh pelayan setianya dari Yoo's family karena mereka hanyalah manusia biasa, maka tanggung jawab melayani Goblin diwariskan secara turun-temurun kepada keturunan laki-laki dari keluarga Yoo. Pada tahun 2016, Presdir Yoo dan cucu laki-lakinya Yoo Deok Hwa adalah generasi yang tengah melayani sang Goblin. Karena ulah Deok Hwa, Goblin dan Grim Reaper akhirnya tinggal dalam satu atap. Grim Reaper atau malaikat maut (Lee Dong Wook) adalah seorang manusia yang melakukan dosa besar pada kehidupannya yang dahulu dan para dewa menjadikannya seorang Grim Reaper untuk menebus dosa-dosa tersebut, namun  Grim Reaper tidak memilki ingatan akan kehidupan lalunya. Meskipun terlihat dingin, Grim Reaper punya hati yang hangat apalagi saat ia bertemu dengan Sunny.




Ji Eun Tak (Kim Go Eun) adalah seorang siswa senior SMA berumur 19 tahun, ia merupakan pengantin wanita dari Goblin. Meskipun ia kehilangan ibunya sejak umur 9 tahun dan tinggal bersama bibi dan sepupu-sepupunya yang memperlakukannya dengan buruk, Eun Tak memilki sifat yang ceria dan positif, hal tersebut yang membuat Goblin nantinya jatuh cinta pada Eun Tak dan mulailah kisah cinta tragis antara manusia dan Goblin dimana Goblin hanya bisa mati jika ia menemukan cintanya. 


Ji EunTak bekerja paruh waktu disebuah restaurant ayam milik wanita cantik bernama Sunny, yang nantinya akan menjadi cinta pertama bagi Grim Reaper. Singkat cerita, kisah cinta Grim Reaper dan Sunny yang tak kalah seru dengan Goblin-Ji Eun Tak pun memilki bagian yang cukup penting dalam drama ini, bukan hanya itu tapi kehidupan masa lalu Sunny menjawab banyak missing plot dalam cerita sehingga karakter Sunny bukan hanya sekedar menjadi 'second lead character' atau pemanis dalam cerita.





Bromance antara Goblin dan Grim Reaper menjadi salah satu adegan yang paling dinanti di setiap episode, meskipun memiliki dua sifat yang jauh berbeda, hubungan antara Goblin dan Grim Reaper terbilang unik, awalnya mereka saling membenci namun seiring berjalannya waktu secara tidak sadar ternyata dua mahluk ini memilki banyak persamaan dan akhirnya hubungan sampai pada titik dimana mereka peduli pada satu sama lain, intinya setiap mereka berinteraksi pasti bikin ketawa. *they love-hate relationship are adorable*. They indeed have the best bromance in Korean Drama!





Meskipun usia Gong Yoo dan Kim Go Eun terpatut jauh (12 tahun), tapi tidak menyurutkan chemistry mereka berdua dalam memainkan peran Goblin and the Bride, banyak juga yang mengkritik bahwa hubungan seperti itu nyaris mustahil di dunia nyata, umur mereka terlalu jauh (umur asli maupun umur sang karakter tersebut) namun tiap lihat scene Goblin dan Ji EunTak bedua selalu membuat penonton tersenyum karena mereka berhasil membuat scene romantis tersebut menjadi terlihat alami.





Lain lagi dengan Grim Reaper dan Sunny, sifat mereka yang dibilang bertolak belakang dan ditambah dengan rahasia masa lalu membuat hubungan GR (Grim Reaper) dan Sunny tidak kalah menarik dari hubungan main couple di drama ini. Kalau hubungan Goblin dan Ji EunTak ditentukan oleh destiny, maka hubungan antara Grim Reaper dan Sunny berkaitan dengan masa lalu atau kehidupan mereka sebelumnya yang sedikit demi sedikit terungkap sepanjang berjalannya drama dan yang pasti menjadi salah satu faktor menarik dari drama.





Deok Hwa, awalnya aku pikir ia hanya karakter tambahan pemecah suasana yang getir. Ternyata, terlebih dari sifat manja dan kekanak-kanakannya karakter Deok Hwa punya keunikan tersendiri dan peran penting. Dia seringkali menjadi jembatan antara hubungan keempat karakter utama dan sayangnya tak ada love line yang di fokuskan untuk Deok Hwa di drama ini.





Selain dari karakter dan plotnya yang unik, drama ini memilki genre fantasy dan juga romantic comedy yang menurutku sama-sama punya andil menghidupkan drama ini. Semuanya balance, dan tidak terkesan memaksakan, jadi dalam episode kita melulu membahas hal-hal berat dan serius, seringkali sang writter-nim  menyelipkan adegan-adegan konyol yang membuat penonton tertawa tanpa harus merusak alur cerita. Dan juga selain visual para aktor-aktor utama, cinematography di drama ini patut diacungi jempol, ada beberapa scene yang mereka ambil di Quebec, Canada dan itu benar-benar breathtaking. Sang director dan cameramen sukses mengambil segala keindahan dari latar belakang dalam kamera. Buat aku pribadi, setiap episode punya best momentnya.








 Image credit to owner